Semakin
banyaknya pemuda lokal yang menikah dengan wanita warga asing
menimbulkan keresahan sekelompok warga di Arab Saudi. Mereka pun
membentuk sebuah organisasi yang mengusahakan agar para pemuda lokal mau
menikahi gadis Saudi yang ada di luar negeri, ketimbang wanita asing di
Saudi.
Diberitakan harian Al Arabiya, Minggu 8 Juli 2012, kelompok yang bernama Masyarakat Peduli Keluarga Saudi Mancanegara (Awaser) ini menguraikan banyak keuntungan yang didapat bila pemuda lokal menikahi rekan senegaranya yang tinggal di luar negeri.
"Para pemuda tidak perlu meminta izin pada Kementerian Dalam Negeri karena yang dinikahi adalah warga Saudi juga," kata ketua Awaser, Tawfik al-Suwailem. "Kedua pihak juga memiliki latar belakang sosial serta tradisi yang sama. Selain itu, para gadis mungkin bisa terpikir untuk kembali ke Saudi dengan adanya pernikahan."
Jumlah pernikahan campur antara pemuda lokal dengan gadis asing dilaporkan meningkat sejak musim liburan dimulai. Suwailem berpendapat, pernikahan yang disebutnya 'pernikahan sembarang' itu justru merupakan jebakan makelar pengantin bagi para pemuda.
Beberapa pernikahan campur bahkan diklaim melanggar hukum Saudi karena pasangan dinyatakan menikah tanpa sepengetahuan mereka. "Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh makelar pengantin untuk memeras pasangan ini kerena tidak melaporkan pelanggaran," urainya.
Dia juga mengungkapkan, banyak di antara pasangan nikah campur yang dianggap melanggar hukum Saudi kerena diadakan di luar negeri. "Mereka tidak mendapat izin yang semestinya dari kerajaan. Hal itu jelas melanggar hukum," katanya. (umi)
Diberitakan harian Al Arabiya, Minggu 8 Juli 2012, kelompok yang bernama Masyarakat Peduli Keluarga Saudi Mancanegara (Awaser) ini menguraikan banyak keuntungan yang didapat bila pemuda lokal menikahi rekan senegaranya yang tinggal di luar negeri.
"Para pemuda tidak perlu meminta izin pada Kementerian Dalam Negeri karena yang dinikahi adalah warga Saudi juga," kata ketua Awaser, Tawfik al-Suwailem. "Kedua pihak juga memiliki latar belakang sosial serta tradisi yang sama. Selain itu, para gadis mungkin bisa terpikir untuk kembali ke Saudi dengan adanya pernikahan."
Jumlah pernikahan campur antara pemuda lokal dengan gadis asing dilaporkan meningkat sejak musim liburan dimulai. Suwailem berpendapat, pernikahan yang disebutnya 'pernikahan sembarang' itu justru merupakan jebakan makelar pengantin bagi para pemuda.
Beberapa pernikahan campur bahkan diklaim melanggar hukum Saudi karena pasangan dinyatakan menikah tanpa sepengetahuan mereka. "Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh makelar pengantin untuk memeras pasangan ini kerena tidak melaporkan pelanggaran," urainya.
Dia juga mengungkapkan, banyak di antara pasangan nikah campur yang dianggap melanggar hukum Saudi kerena diadakan di luar negeri. "Mereka tidak mendapat izin yang semestinya dari kerajaan. Hal itu jelas melanggar hukum," katanya. (umi)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment