Di
sini, para jemaah melakukan Salat Tarawih sekali setelah Salat Isya.
Pelaksanaan ibadahnya dikerjakan sebanyak 23 rakaat, yang dimulai pada
pukul 09.00 malam.
Sebelum Salat Isya, terkadang dilakukan salat
mayat (arwah) dengan empat kali takbir, disusul Tarawih sesi imam
pertama sebanyak 10 rakaat (lima kali salam).
Sesi ini butuh
waktu sekitar satu jam, tergantung imam yang memimpin salatnya. Artinya,
jika bacaan surat imam panjang, maka tempo salatnya juga lebih lama.
Jika selesai Tarawih sesi pertama, maka dilanjutkan imam kedua.
Pada
prosesi ini, Tarawih dikerjakan dengan jumlah bilangan yang sama, yakni
10 rakaat dengan lima kali salam, ditambah Salat Witir tiga rakaat
dengan dua kali salam.
Pada akhir ibadah, imam membacakan Doa
Qunut selama 30 menit. Sehingga, total waktu yang dibutuhkan untuk Salat
Tarawih selama satu majelis adalah 2,5 jam. Bahkan, kadang bisa lebih.
Jika
jemaah berkesempatan menikmati 10 hari terakhir Ramadan, prosesi Salat
Tarawaih lebih dari 2,5 jam, yakni 2 jam 45 menit. Penambahan waktu 45
dikarenakan bacaan ayat-ayat imam sangat panjang.
Dibandingkan
kondisi Salat Tarawih di Tanah Air, sangat berbeda jauh. Kendati Umat
Muslim melakukan Salat Tarawih sebanyak 23 rakaat, paling lama sekitar
40 menit.
Kadang, jika terlalu lama membacakan ayat-ayat, maka
sebagian jemaah di Tanah Air tidak jarang meninggalkan prosesi Salat
Tarawih. Di Tanah Suci, sebentar atau lamanya salat, jemaah tetap
khidmat dan bersemangat.
Beberapa pembimbing (ustad) yang sering
memberikan manasik (tata cara) pelaksaan haji dan umrah di Tanah Suci,
membenarkan kenyataan ini.
Setiap tahun, saat Ramadan khususnya, prosesi Salat Tarawih di Madinah dan Mekkah, para imam selalu meng-khatam-kan Alquran.
Namun, dari tahun ke tahun, dalam bacaan, para imam tak berhenti pada ayat-ayat tertentu.
Misalnya
pelaksanaan Salat Tarawih Ramadan pada 1432 Hijriah lalu. Pada malam
pertama, Tarawih berhenti pada akhir surat Al Baqarah.
Maka, pada
Ramadan di tahun ini, mereka akan mengurangi atau menambah beberapa
bacaan akhir surat Albaqarah. Contohnya, jika tahun lalu berhenti pada
surat ke-270, maka di tahun ini berhenti di surat ke-286.
“Menjelang
10 hari terakhir Ramadan, selepas Salat Tarawih, ada jeda waktu sekitar
satu jam. Maksimal, Salat Tarawih dikerjakan dari pukul 09.00 malam dan
berakhir pukul 11.45 malam," ujar Ustad Sholihin, yang sudah beberapa
lama bermukin di Mekkah, Minggu (29/7/2012).
"Selanjutnya, jemaah
bisa mengikuti Salat Tahajud berjamaah dari pukul 01.00 dini hari, dan
berakhir pukul 03.30 ,” jelasnya. (*)
TRIBUNNEWS.COM,
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Candra P Pusponegoro dari Madinah, Arab Saudi
Artikel Terkait:
Rihlah
- Sebotol Air Minum di Arab Saudi
- Jeddah : Kota Islam yang Kosmopolitan
- Kawah Seputih Mutiara di Tengah Gurun Arab Saudi
- Arab Saudi Dirikan Gerbang Mekkah
- Fenomena Berita “Deportasi Orang Ganteng Di Saudi”
- Deportasi Orang Ganteng Dalam Syariat Islam
- Yang Segar-segar di Arab Saudi, Susu Unta!
- Manggis dan Rambutan Indonesia Dijual Mahal di Arab Saudi
- Meski di Saudi Bisa, Tapi “Ngebut” 15Okm/Jam Sangat Berbahaya!
- Ada Bus Khusus Orang Dewasa Penyandang Cacat di Saudi
Berita
- Saudi bakal luncurkan layanan buat terima keluhan dari PRT
- Sebotol Air Minum di Arab Saudi
- Arab Saudi Pakai Teknologi Tinggi Untuk Cegah Jamaah Haji Ilegal
- Arab Saudi Dirikan Gerbang Mekkah
- Arab Saudi Renovasi Ratusan Masjid
- Seruan dari Masjid Nabawi untuk Rakyat Mesir: "Kembalilah ke Rumah-rumah Kalian"
- Arab Saudi Luncurkan Stasiun TV khusus Wanita
- Saudi Bagikan 130.000 Paket Ramadhan Pengungsi Suriah
- Jangan Harap Orang Israel Naik Pesawat Saudi
- Jalur Tawaf Khusus Orang Cacat Dibangun di Masjid al-Haram
No comments:
Post a Comment