Berpuasa di
tengah musim panas di negara timur tengah merupakan tantangan sendiri
bagi sebagian orang yang tinggal disana.
Sementara sebagian lainnya memilih menghindari panas dengan tetap tinggal di dalam rumah.
Berdasarkan Badan Meteorologi dan Seismologi (NCMS) di Arab Saudi, suhu mencapai 49,3 derajat celcius di Sharjah, sebuah daerah pinggiran pantai di Arab Saudi.
Suhu tersebut bukan yang terpanas, tapi sudah merupakan hal normal di Arab.
"Akhir Juli dan Awal Agustus merupakan yang terpanas dalam setahun, suhu bisa mencapai 50 derajat celsius," kata ahli meteorologi NCMS Sufian Farrah.
Salah seorang teknisi Mohammed Yahya mengatakan dirinya lebih memilih untuk menghindari sinar matahari saat berpuasa lebih dari 14 jam sehari.
"Terasa lebih panas tahun ini tapi tidak menghalangi saya berpuasa karena sebagian besar kerja di dalam ruangan," kata dia seperti dikutip dari Khaalej times.
Berbeda dengan Yahya, seorang teknisi AC Mohamed Ajwad tidak punya pilihan lain selain berpuasa di bawah panas matahari sambil bekerja.
"Saat Ramadan datang, puasa sangat berat," kata dia.
Bahkan dirinya sempat dua kali jatuh sakit selama Ramadan.
Dokter Kardiologi di Rumah Sakit Al Garhoud, Dubai dr. Mohamad Asmi mengimbau para pekerja luar ruangan untuk senantiasa memakai tutup kepala seperti handuk basah.
"Tantangan terbesar saat puasa di Arab adalah terkena dehidrasi," kata dia.
(tri)(ANTARA News)
No comments:
Post a Comment