RIYADH -- Seorang pria bersenjata tewas dalam
serangan ke satu kantor polisi sementara empat polisi Arab Saudi cedera
dalam serangan terpisah terhadap patroli mereka di daerah timur negara
itu, kata media pemerintah.
"Empat pria bersenjata mengenakan topeng dan mengendarai sepeda-sepeda motor memasuki satu kompleks kantor polisi Al-Awamiya di mana salah seorang dari mereka melemparkan bom bensin sementara tiga lainnya menembaki kantor itu," kata juru bicara kementerian dalam negeri Mansur al-Turki, yang dikutip kantor berita SPA, Sabtu.
"Para personil polisi kemudian membalas serangan itu yang menewaskan seorang penyerang dan tiga lainnya lari," kata Turki.
Serangan di kota Syiah Al-Awamiya itu terjadi Jumat petang, kurang dari seminggu setelah dua pemrotes tewas dalam bentrokan dengan polisi di distrik Qatif setelah penahanan seorang ulama terkemuka Syiah.
Dalam bentrokan-bentrokan itu, Ahad malam, para aktivis mengatakan puluhan pemrotes cedera ketika polisi menembaki satu unjuk rasa menentang penahanan Sheik Nimr al-Nimr yang pihak berwajib tuduh sebagai "penghasut."
Turki mengatakan pasukan keamanan tidak akan mentoleransi "para perusuh,terutama mereka yang membawa senjata," dan siapapun yang tidak membantu menangkap mereka atau melindungi mereka harus memikul tanggung jawab.
Dalam satu pernyataan terpisah di SPA, juru bicara itu mengumumkan bahwa "dua patroli pasukan keamanan ditembaki pria bersenjata yang memakai topeng dan mengendarai sepeda-sepeda motor di kota Saihat, mencederai empat anggota pasukan keamanan."
Distrik Qatif, tempat dua kota itu terletak, dilanda aksi protes sebelumnya pada Februari 2011 setelah aksi kekerasan meletus antara para peziarah Syiah dan polisi agama di kota suci Madinah.
Protes-protes meningkat setelah kerajaan itu memimpin satu Pasukan Teluk ke negara tetangga Bahrain untuk membantu menumpas pemberontakan Syiah sebulan terhadap monarki Sunni negara itu.
Di Arab Saudi terdapat kira-kira dua juta warga Syiah, yang sering mengeluhkan mereka diabaikan, tinggal di sebagian besar daerah timur, di mana terletak cadangan-cadangan minyak besar kerajaan itu.
"Empat pria bersenjata mengenakan topeng dan mengendarai sepeda-sepeda motor memasuki satu kompleks kantor polisi Al-Awamiya di mana salah seorang dari mereka melemparkan bom bensin sementara tiga lainnya menembaki kantor itu," kata juru bicara kementerian dalam negeri Mansur al-Turki, yang dikutip kantor berita SPA, Sabtu.
"Para personil polisi kemudian membalas serangan itu yang menewaskan seorang penyerang dan tiga lainnya lari," kata Turki.
Serangan di kota Syiah Al-Awamiya itu terjadi Jumat petang, kurang dari seminggu setelah dua pemrotes tewas dalam bentrokan dengan polisi di distrik Qatif setelah penahanan seorang ulama terkemuka Syiah.
Dalam bentrokan-bentrokan itu, Ahad malam, para aktivis mengatakan puluhan pemrotes cedera ketika polisi menembaki satu unjuk rasa menentang penahanan Sheik Nimr al-Nimr yang pihak berwajib tuduh sebagai "penghasut."
Turki mengatakan pasukan keamanan tidak akan mentoleransi "para perusuh,terutama mereka yang membawa senjata," dan siapapun yang tidak membantu menangkap mereka atau melindungi mereka harus memikul tanggung jawab.
Dalam satu pernyataan terpisah di SPA, juru bicara itu mengumumkan bahwa "dua patroli pasukan keamanan ditembaki pria bersenjata yang memakai topeng dan mengendarai sepeda-sepeda motor di kota Saihat, mencederai empat anggota pasukan keamanan."
Distrik Qatif, tempat dua kota itu terletak, dilanda aksi protes sebelumnya pada Februari 2011 setelah aksi kekerasan meletus antara para peziarah Syiah dan polisi agama di kota suci Madinah.
Protes-protes meningkat setelah kerajaan itu memimpin satu Pasukan Teluk ke negara tetangga Bahrain untuk membantu menumpas pemberontakan Syiah sebulan terhadap monarki Sunni negara itu.
Di Arab Saudi terdapat kira-kira dua juta warga Syiah, yang sering mengeluhkan mereka diabaikan, tinggal di sebagian besar daerah timur, di mana terletak cadangan-cadangan minyak besar kerajaan itu.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: antara
REP
No comments:
Post a Comment