Saturday, January 21, 2012

Apakah Wahabi itu?

Oleh : Ustadz Bachtiar Nasir

Ustadz, saya mau bertanya, apa yang dimaksud dengan aliran Wahabi? Mengapa teroris sering dikait-kaitkan dengan Wahabi? Bahkan di daerah kami, orang yang tidak ikut melakukan tahlilan dianggap Wahabi. Mohon penjelasannya, Ustadz.
Triono, Cepu, Jateng

Jawaban :
Istilah aliran Wahabi diambil dari nama Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulayman at-Tamimi al-Najdi, dilahirkan di Uyaynah pada 1115-1206 Hijriah atau 1703-1791 Masehi. Beliau telah menghafal Al-Quran sejak usia 10 tahun dan mendalami fikih Mazhab Hambali.

Takdir Allah SWT menetapkan beliau hidup di sebuah lingkungan Islam yang nyaris hancur. Terutama di tengah orang-orang Nejed pada pertengahan abad ke-12 Hijriah. Khurafat dan bidah telah menjadi kehidupan mayoritas masyarakat di sekitar beliau. Penguasa bertuhankan hawa nafsu yang tunduk pada dukun dan tukang sihir.

Sementara itu, pemuka agama penyebar syirik serta bidah telah menjadikan kuburan orang saleh sebagai pusat-pusat ibadah yang ramai dipuja, budaya takhayul, dan menyimpan jimat-jimat serta membaca mantera atas nama agama telah menjadi budaya masyarakat. Membuat orang-orang saleh tak sanggup bertahan di lingkungan seperti itu.

Gerakan dakwah beliau yang menitikberatkan pada pembentukan akidah berdasarkan Al-Quran dan sunah, berjuang melakukan pemberantasan syirik, bidah, dan khurafat di seantero Nejed dan sekitarnya. Hal ini dapat kita baca dalam Kitabut Tauhid karya beliau.

Materi-materi dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab banyak diilhami karya-karya Imam Ahmad Ibnu Hanbal ( 164-241 H ) , Imam Ibnu Taimiyah ( 661-728 H) , Imam Ibnu Qayyim Aljawziyah ( 691-751 H ), dan lain-lain. Dakwah beliau disambut hangat oleh masyarakat. Bahkan, beliau diangkat sebagai guru dan orang terhormat oleh Pangeran Muhammad bin Su`ud yang berkuasa ( 1139-1179 H ).Lebih dari itu, dakwah beliau kemudian menjadi standar gerakan dakwah pada masa itu. Dakwah beliau dijadikan standar dakwah nasional di seluruh wilayah Arab Saudi sampai hari ini.

Di Indonesia dan beberapa belahan dunia Islam lainnya, gerakan ala Muhammad bin Abdul Wahhab ini kerap mengalami tentangan sebagaimana yang terjadi pada masa awalnya dulu.

Untuk saat ini bisa jadi akan lebih berat lagi mengingat stigma yang telanjur dilekatkan kepadanya sebagai gerakan radikal, aliran menyimpang, dan lain-lain. Tuduhan ini banyak pula yang datangnya dari lingkungan orang-orang Islam sendiri.

Untuk konteks Indonesia yang pemikiran umatnya sudah berkembang, stigma radikalisme Wahabi lebih dipengaruhi pola atau cara dakwah ‘oknum’ yang ‘tidak ramah lingkungan’ karena tidak mengindahkan budaya Indonesia yang cenderung dialogis, perasa, dan menyukai kedamaian bukan perdebatan dan kekerasan. Wallahu a’lam bish shawab. .
 
http://jalmilaip.wordpress.com

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment