Saturday, January 14, 2012

Raja Abdullah, Raja Monarki Yang Demokrasi


1300554364484842215
Jangan pernah mencium tangannya, sebab beliau pasti menolaknya, kerendahan hati sang raja membuat seluruh rakyat bertambah mencintainya, Raja Monarki yang ternyata sangat demokrasi, mendengar keluhan rakyatnya, memeluk, menjemput dan menyambut mereka dengan tangannya yang halus. Raja Abdullah Pelayan dua kota suci, begitu beliau senang  di panggil, bukan Raja atau penguasa dua kota suci,  sebuah kerendahan hati yang patut di contoh oleh pemimpin semua negeri.

Pertemuan dengan beberapa kelompok masyarakat tempo lalu menghasilkan kebijakan kebijakan yang menunjukan bahwa sebuah negara monarki mampu menerapkan nilai nilai demokrasi yang justru hilang dari negara negara yang mengelu elukan demokrasi itu sendiri, 32 Tahun Soeharto nyaris penuh catatan hitam dimana para penentang yang disebut Pemberontak dihabisi tanpa ampun, begitupun dengan Egypt, Tunisia, Libya dan beberapa negara yang notebene negara demokrasi tapi menerapkan sistem monarki yang kemudian menimbulkan masalah besar di satu titik yaitu timbulnya  Revolusi.

Raja Abdullah memahami bahwa militan syiah melakukan berbagai upaya untuk membuat citra Saudi arabia buruk di dunia Internasional, penyelundupan senjata di masjidil haram, demonstrasi - demonstrasi yang kerap mereka lakukan , serta pembunuhan pembunuhan yang dilakukan militan syiah saat awal terbentuknya kerajaan ini membuat Raja raja sebelumnya tegas terhadap kelompok ini, namun Raja Abdullah dengan kearifannya dan pemahaman beliau terhadap populasi kaum syiah yang juga merupakan bagian dari rakyatnya berupaya mendengar apa yang mereka inginkan,  dialog yang kemudian memunculkan satu kebijakan yaitu  di bebaskannya militan syiah dari penjara penjara tempo lalu.

Dan kebahagiaan yang tak terduga adalah kebijakan memberikan tunjangan tunjangan serta bonus terhadap rakyatnya, kebijakan yang kemudian membuat seluruh rakyat saudi tersenyum dan bersuka cita bahkan beberapa ajnabi atau orang asing yang bekerja di BUMN kerajaan ini turut menikmati kebijakannya, bagi sebagian kita mungkin ada yang berfikir sinis bahwa raja berusaha meredam letupan letupan yang kemungkinan terjadi di kerajaan ini tapi saya melihatnya tidak demikian selain hal tersebut kebijakan raja menunjukan kasih sayang beliau terhadap rakyatnya, raja yang menjadi khalifah dan pelayan bagi rakyatnya,  itulah sejatinya seorang pemimpin , sayang ….. pemimpin seperti itu justru muncul dari negara monarki yang katanya sistem negara yang  harus di ganti dengan sistem demokrasi, sebuah sistem yang di dewa dewakan hingga saat ini termasuk di Indonesia.
Salam Hangat Dari Pesisir Laut Merah

http://www.kompasiana.com/jiddan


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment