Saturday, January 14, 2012

Puncak Adalah Taman Syurga Bagi Pelancong Saudi

13099882481354786539
Menikah dengan niat bercerai apapun alasannya tidak bisa dibenarkan, namun fenomena nikah kontrak yang merebak  di kawasan puncak antara pelancong yang umumnya berasal dari saudi arabia dengan wanita wanita lokal yang konon sudah lama berlangsung, jika hal tersebut benar dilakukan tentu saja bertentangan dengan pemahaman masyarakat saudi yang mengharamkan nikah kontrak / mut’ah, walaupun nikah kontrak ini dibolehkan oleh kalangan ulama syiah dan sufi dengan dalil dalil yang cenderung dipaksakan.
Puncak adalah kawasan wisata terpopuler bagi masyarakat Saudi, keindahan alamnya yang mempesona, rimbunya kebun teh yang membentang hijau, membuat mereka tak bosan untuk kembali ke sana, Puncak bagi mereka taman syurga yang tak ada duanya dan kalo bisa ingin berlama lama di sana.
Kedatangan pelancong dari timur tengah rupanya di cium sebagai lahan potensial untuk bisnis pelacuran yang memang biasa di tanah air, wanita wanita yang menjajakan diri di pinggir pinggir jalan seakan tak lagi mengenal malu, kerlingan mata liar dan nakal tak bosan dilakukan terlebih kepada pelancong pelancong timur tengah yang memang mencari hiburan.
Tidak semua orang arab  faham agamanya, dan tidak semua orang saudi yang melancong ke sana untuk hal hal seperti itu, banyak keluarga keluarga saudi bersama anak anak dan orang tua mereka berkunjung ke sana yang memang untuk mengisi liburan panjang yang rutin mereka melakukannya setiap tahun.
Dua tahun lalu saya mengajak teman saudi dan keluarganya untuk berkunjung ke Indonesia, mereka tampak antusias karena selama ini mereka hanya melihat foto foto keindahan puncak sebatas di internet atau email teman temannya, saya menjemputnya di bandara Soekarna Hatta namun kesan pertama adalah kesan buruk yang diterima  di pintu imigrasi  mereka di mintai uang oleh  petugas bandara sebesar  500 USD karena katanya ada masalah dengan visa isterinya, dia hanya menggerutu karena semua prosedur administrasi sudah sesuai dan di cek saat di bandara king abdul aziz jeddah tapi mengapa justru di Indonesia bermasalah ? ini yang membuat dia bertanya tanya… I can’t do anything… This is Indonesia… Saya berusaha menghibur.
Setelah keluar bandara saya langsung membawa mereka ke salah satu Hotel di kawasan Ancol untuk beristirahat dan menikmati dunia fantasi Indonesia yang memang menjadi salah satu daftar kunjungannya selama dua minggu Di Indonesia.
Tiga hari di Ancol, saya menjemput mereka dan membawa ke Kawasan puncak, ada yang lucu yang membuat saya pun tertawa, bagaimana tidak, dia terlihat aneh ketika saya hampir setiap persimpangan memberikan uang, jika di hitung lebih dari 10 kali saya mengulurkan tangan untuk memberikan uang RP. 1000 kepada pak ogah yang mungkin karena tidak ada pekerjaan lain harus rela melawan teriknya matahari demi anak dan isteri, begitupun ketika saya beberapa kali masuk pintu Tol, dia hanya geleng geleng kepala, dan saya kembali berujar… This is Indonesia … hehe
Beberapa jam kemudian kami menuju villa di kawasan cipanas, Kota Bunga adalah kawasan yang kami pilih, selain murah kami juga dekat dengan kawasan wisata yang akan kami kunjungi seperti puncak Pass, Taman Safari, Kebun Strawberry dan lain lain, Saat di Villa beberapa kali beberapa wanita mengetuk pintu dan berucap salam sekedar menawarkan pijat dan secara halus kami menolaknya, itulah fenomena yang terjadi, kawasan puncak menjadi kawasan pelacuran terselubung oleh masyakaratnya sendiri… Salam

http://www.kompasiana.com/jiddan


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment