Dubai -
Produk-produk alat kesehatan made in Indonesia merambah pasar Timur
Tengah, antara lain peralatan oxygen concentrate, baby incubator dan
infant warmer.
Untuk memperluas pasar, dua perusahaan manufaktur Indonesia ikut ambil bagian dalam The 37th Arab Health Exhibition and Congress 2012 di Dubai, sebuah pameran terbesar kedua di dunia setelah Medica di Dusseldorf, Jerman.
"Melalui pameran ini mereka berharap dapat memperoleh transaksi pembelian lebih besar, termasuk kerjasama bisnis, tidak hanya dengan pengusaha UAE tetapi juga dari negara-negara lain," demikian keterangan pers Konsul Pensosbud KJRI Dubai Adiguna Wijaya kepada detikfinance, Kamis (26/1/2012).
Produk Indonesia lainnya yang telah jauh lebih dulu dipakai di rumahsakit-rumahsakit di Timur Tengah adalah hospital furniture dengan mitra lokal sebagai distrbutor tunggal untuk wilayah UAE.
Dalam pameran ini juga berhasil ditandatangani perjanjian transaksi pembelian dan distribusi dengan importir dari Arab Saudi. Produk yang ditawarkan memiliki kualitas tidak kalah dengan produk sejenis buatan negara lain dan dengan harga jauh Iebih kompetitif.
Pameran dengan luas area 37.872 m2 dibuka oleh Wakil Emir Dubai yang juga Menteri Keuangan dan Industri UAE Sheikh Hamdan bin Rashid Al Maktoum, diikuti 3.000 peserta dari 60 negara dan beberapa perusahaan multinasional.
Sekitar 65.000 profesional di bidang kesehatan dari seluruh dunia menghadiri kegiatan ini. Selain pameran, juga ada 17 kegiatan seminar dan kongres yang terakreditasi secara internasional dengan menampilkan 500 pembicara ahli dan praktisi industri kesehatan terkemuka dunia dan mengetengahkan berbagai topik penting di bidang kesehatan.
Konsul Jenderal RI Dubai Mansyur Pangeran mengapresiasi langkah dua perusahaan Indonesia dalam pameran ini, yang sangat strategis untuk menembus pasar UAE, juga Timur Tengah lainnya dan Afrika Utara (MENA), yang memiliki potensi pertumbuhan pasar industri kesehatan sangat besar yakni USD 80 miliar per tahun.
Sekitar 4,3% (USD 66 miliar) GDP MENA digunakan untuk anggaran kesehatan atau USD 315 per kapita. Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat MENA hingga USD 8.187 (2010), turut mendorong peningkatan kebutuhan produk peralatan medis berkualitas dengan tuntutan pelayanan kesehatan yang meningkat pula.
"Sebuah langkah pemasaran dan promosi yang tepat, apalagi mengingat posisi Dubai sebagai hub strategis tidak hanya bagi lalulintas barang, namun juga manusia dan modal," ujar Konjen.
Lanjut Konjen, Dubai masih tetap menjadi hub atraktif serta merupakan pusat bisnis terbesar di kawasan Timur Tengah dengan daya beli tinggi, Iokasi strategis, kelengkapan sarana infrastruktur dan lingkungan usaha yang kondusif. Perekonomian Dubai juga telah tumbuh positif pasca krisis global 2008.
Konjen menyampaikan komitmen KJRI Dubai untuk membantu menjembatani kerjasama bisnis di bidang peralatan rumah sakit antara pengusaha Indonesia dan Dubai maupun UAE. Namun Konjen berharap agar mereka melaksanakan setiap komitmen bisnis secara profesional, serta konsisten menjaga kepercayaan mitra bisnis dan konsumen Iuarnegeri.
Menurut Konjen, pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan serangkaian pertemuan dengan beberapa pemilik rumah sakit di Dubai, termasuk dengan Belhoul Hospital, untuk membahas penempatan perawat Indonesia.
"Peluang itu akan kami manfaatkan untuk memperkenalkan berbagai produk peralatan rumah sakit buatan Indonesia tersebut," demikian Konjen.
Untuk memperluas pasar, dua perusahaan manufaktur Indonesia ikut ambil bagian dalam The 37th Arab Health Exhibition and Congress 2012 di Dubai, sebuah pameran terbesar kedua di dunia setelah Medica di Dusseldorf, Jerman.
"Melalui pameran ini mereka berharap dapat memperoleh transaksi pembelian lebih besar, termasuk kerjasama bisnis, tidak hanya dengan pengusaha UAE tetapi juga dari negara-negara lain," demikian keterangan pers Konsul Pensosbud KJRI Dubai Adiguna Wijaya kepada detikfinance, Kamis (26/1/2012).
Produk Indonesia lainnya yang telah jauh lebih dulu dipakai di rumahsakit-rumahsakit di Timur Tengah adalah hospital furniture dengan mitra lokal sebagai distrbutor tunggal untuk wilayah UAE.
Dalam pameran ini juga berhasil ditandatangani perjanjian transaksi pembelian dan distribusi dengan importir dari Arab Saudi. Produk yang ditawarkan memiliki kualitas tidak kalah dengan produk sejenis buatan negara lain dan dengan harga jauh Iebih kompetitif.
Pameran dengan luas area 37.872 m2 dibuka oleh Wakil Emir Dubai yang juga Menteri Keuangan dan Industri UAE Sheikh Hamdan bin Rashid Al Maktoum, diikuti 3.000 peserta dari 60 negara dan beberapa perusahaan multinasional.
Sekitar 65.000 profesional di bidang kesehatan dari seluruh dunia menghadiri kegiatan ini. Selain pameran, juga ada 17 kegiatan seminar dan kongres yang terakreditasi secara internasional dengan menampilkan 500 pembicara ahli dan praktisi industri kesehatan terkemuka dunia dan mengetengahkan berbagai topik penting di bidang kesehatan.
Konsul Jenderal RI Dubai Mansyur Pangeran mengapresiasi langkah dua perusahaan Indonesia dalam pameran ini, yang sangat strategis untuk menembus pasar UAE, juga Timur Tengah lainnya dan Afrika Utara (MENA), yang memiliki potensi pertumbuhan pasar industri kesehatan sangat besar yakni USD 80 miliar per tahun.
Sekitar 4,3% (USD 66 miliar) GDP MENA digunakan untuk anggaran kesehatan atau USD 315 per kapita. Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat MENA hingga USD 8.187 (2010), turut mendorong peningkatan kebutuhan produk peralatan medis berkualitas dengan tuntutan pelayanan kesehatan yang meningkat pula.
"Sebuah langkah pemasaran dan promosi yang tepat, apalagi mengingat posisi Dubai sebagai hub strategis tidak hanya bagi lalulintas barang, namun juga manusia dan modal," ujar Konjen.
Lanjut Konjen, Dubai masih tetap menjadi hub atraktif serta merupakan pusat bisnis terbesar di kawasan Timur Tengah dengan daya beli tinggi, Iokasi strategis, kelengkapan sarana infrastruktur dan lingkungan usaha yang kondusif. Perekonomian Dubai juga telah tumbuh positif pasca krisis global 2008.
Konjen menyampaikan komitmen KJRI Dubai untuk membantu menjembatani kerjasama bisnis di bidang peralatan rumah sakit antara pengusaha Indonesia dan Dubai maupun UAE. Namun Konjen berharap agar mereka melaksanakan setiap komitmen bisnis secara profesional, serta konsisten menjaga kepercayaan mitra bisnis dan konsumen Iuarnegeri.
Menurut Konjen, pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan serangkaian pertemuan dengan beberapa pemilik rumah sakit di Dubai, termasuk dengan Belhoul Hospital, untuk membahas penempatan perawat Indonesia.
"Peluang itu akan kami manfaatkan untuk memperkenalkan berbagai produk peralatan rumah sakit buatan Indonesia tersebut," demikian Konjen.
(es/es) Eddi Santosa - detikFinance
No comments:
Post a Comment