Pangeran Turki Faisal |
RIYADH - Mantan kepala intelijen Arab Saudi
Pangeran Turki al Faisal mengingatkan, Timur Tengah akan memasuki fase
perlombaan persenjataan bila zona anti-senjata nuklir tidak
diberlakukan.
Pangeran Al Faisal yang sebelumnya menjabat sebagai
Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris mendesak
lima anggota tetap Dewan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB)
untuk membangun zona anti-senjata nuklir dan memberlakukan sanksi
terhadap setiap negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir.
"Saya
rasa, zona anti-senjata nuklir adalah jalan yang terbaik untuk
memecahkan masalah nuklir di Timur Tengah dan mencegah Iran membangun
senjata pemusnah massal," ujar Al-Faisal, seperti dikutip Arabian Business, Kamis (26/1/2012).
Proposal
zona anti-senjata nuklir sebelumnya sudah diusulkan oleh Arab Saudi
pada 1995 silam dalam pertemuan peninjauan Perjanjian Nonpoliferasi
Nuklir (NPT), meski demikian usulan itu tampak diabaikan.
Pria
yang cukup berpengaruh di Kerajaan Arab Saudi itu juga mengingatkan akan
bahaya dari perlombaan persenjataan nuklir di Timur Tengah. Hingga saat
ini, negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga sudah
sepakat untuk tidak membangun senjata nuklir mengingat akan bahaya
tersebut.
Artikel Terkait:
Politik
- Menggapai Kemenangan dengan Tauhid
- Seruan dari Masjid Nabawi untuk Rakyat Mesir: "Kembalilah ke Rumah-rumah Kalian"
- Laporan dari Suriah: “Basyar Assad Hasil Perkawinan antara Amerika dengan Israel”
- Raja Arab Saudi izinkan perwakilan wanita di Dewan Syura
- Arab Saudi bantah terlibat dalam serangan udara ke Yaman
- Heran
- Palestina, Tanah Kaum Muslimin
- Malik Faishal bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Sa’ud dan Seruannya Untuk Membebaskan Al-Quds
- JIHAD NABI DI BUMI PALESTINA
- Fatwa Lajnah Da’imah Tentang Serangan Yahudi Kepada Muslim Palestina di Jalur Gaza
No comments:
Post a Comment