Friday, January 27, 2012

"Tanpa Zona Anti-Senjata Nuklir, Timteng Bahaya"

Pangeran Turki Faisal

RIYADH - Mantan kepala intelijen Arab Saudi Pangeran Turki al Faisal mengingatkan, Timur Tengah akan memasuki fase perlombaan persenjataan bila zona anti-senjata nuklir tidak diberlakukan.

Pangeran Al Faisal yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris mendesak lima anggota tetap Dewan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk membangun zona anti-senjata nuklir dan memberlakukan sanksi terhadap setiap negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir.

"Saya rasa, zona anti-senjata nuklir adalah jalan yang terbaik untuk memecahkan masalah nuklir di Timur Tengah dan mencegah Iran membangun senjata pemusnah massal," ujar Al-Faisal, seperti dikutip Arabian Business, Kamis (26/1/2012).

Proposal zona anti-senjata nuklir sebelumnya sudah diusulkan oleh Arab Saudi pada 1995 silam dalam pertemuan peninjauan Perjanjian Nonpoliferasi Nuklir (NPT), meski demikian usulan itu tampak diabaikan.

Pria yang cukup berpengaruh di Kerajaan Arab Saudi itu juga mengingatkan akan bahaya dari perlombaan persenjataan nuklir di Timur Tengah. Hingga saat ini, negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga sudah sepakat untuk tidak membangun senjata nuklir mengingat akan bahaya tersebut.


"Bukan hanya kami yang memiliki energi nulir, ada Turki, Mesir, dan ada pula Irak yang sudah pernah diserang. Mereka semua memiliki program nuklir sejak 1960 silam, begitu pula Suriah. Namun, kalian juga sedang berhadapan dengan negara di Timur Tengah yang benar-benar memiliki senjata nuklir," imbuhnya.(AUL)


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment