Inilah Anugrah Rabb Kami
Sebuah Fakta Sejarah Dinasti Sa’udi dari Risalah para Ulama dan Pemimpin Mukhlishin
Oleh Abu Asybal Usamah -Raji Afwa Rabbih-
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta
alam, Yang mengatur siang dan malam, Membagi rezki diantara makhluk-Nya,
Yang Maha Adil lagi Maha bijaksana. Aku bersaksi tiada Ilah melainkan
Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan Utusan-Nya
yang telah menunaikan amanah, menyampaikan risalah, menasehati ummat dan
berjihad di jalan Rabb-Nya dengan sebenar-benarnya jihad serta
meninggalkan ummatnya diatas manhaj yang terangbenderang, tidak ada
seorangpun yang menyimpang darinya kecuali akan binasa.
Salawat dan salam senantiasa tercurahkan keharibaan baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarga, sahabat dan orang-orang yang masih istiqomah di atas manhaj
beliau. Pada terjemahan bagian pertama kami telah memaparkan tentang
sejarah singkat Dinasti Sa'udi periode demi periode.
Pada episode kali ini dan beberapa
episode berikutnya kami menukilkan risalah-rilasah atau surat-surat yang
dikirim oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan keluarga beliau serta
para Amir Dinasti Sa'udi dalam rangka mengajak mereka menolong Syari'at
Allah, menegakkan tauhid dan memberantas syirik dan bid'ah di jazirah
Arab. berikut terjemahan dari risalah Imam Abdul 'Aziz bin Muhammad bin
Sa'ud dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahumallah- kepada Gubernur Mekkah, Syarif Ahmad.
[Risalah Syakim Muhammad bin Abdul Wahhab dan Imam Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin Sa’ud -rahimahumullah- kepada Syarif Ahmad bin Sa’id Gubernur Mekkah]
Pada tahun 1184 H,: Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab dan Imam Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin Sa’ud kepada wali
Mekkah : Syaikh Abdul ‘Aziz Al-Hishin, beliau berdua menulis risalah
yang isinya sebagai berikut:
بسم الله الرحمن الرحيم
Kepada anda, Semoga Allah melanggengkan nikmat yang utama padamu, Hadratusy
Syarif Ahmad bin Syarif Sa’id, semoga Allah memuliakannya di dua
kampung (dunia dan akhirat) dan memuliakan Agama datuknya, pemimpin dua
alam, melaluinya. Sesungguhnya surat syarif ketika sampai pada sang
pelayan (Amir Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin Sa’ud) Dan meresapi isinya
yang baik, beliau langsung mengangkat tangannya dengan berdo’a kepada
Allah untuk menolong Syarif, ketika niatnya adalah menolong Syari’at
Muhammad dan menolong orang-orang yang mengikutinya, memusuhi orang yang
keluar darinya, dan inilah kewajiban atas pemegang urusan kaum muslimin
(waliyyul amri). Dan adapun permintaan kalian dari kami yaitu
penuntut ilmu (santri) kami telah melaksanakan, dan telah sampai kepada
kalian. Serta duduk di malijnya Syarif -semoga Allah
memuliakannya- dia dan para ulama Mekkah. Jika mereka sepakat: maka
Alhamdulillah dan jika mereka berselisih, maka Syaikh akan menndatangkan
kitab-kitabnya dan kitab-kitab para ulama Hanbali.
Yang wajib atas kalian dan kami
adalah mengharapkan wajah Allah dalam ilmunya dan untuk menolong
Rasulullah sebagaimana firman Allah Ta’ala: " Ketika
Allah mengambil janji para Nabi atas ktiab yang diberikan kepada kalian
dan hikmah kemudian datanglah Rasul yang membenmarkan apa yang bersama
kalian (al-kitab) kamu beriman kepadanya dan menolongnya " (Alu ‘Imran:81)
Jika Allah telah mengambil janji
para Nabi jika bertemu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar
beriman kepadany dan menolongnya, maka bagaimanakah lagi dengan kita
sebagai ummatnya? Maka jelaslah beriman kepadanya dan menolongnya, tidak
boleh mencukupkan dengan salah satu darinya. Dan orang yang paling
wajib dengan hal itu adalah keluarganya beliau sendiri, yang mana beliau
diutus oleh Allah diantara mereka, dan memeliakan mereka dimuka bumi.
Dan keluarganya yang paling wajib dengan itu adalah keturunannya
shallallahu ‘alaihi wa sallam, wassalaam.
Demikianlah salah satu bukti dari keikhlasan para Masyayekh Nejed, du'atun ilat Tauhid.
mereka tidak mengumbar kebencian kecuali setelah tampak kekafiran dan
penentangan terhadap penegakkan syari'at. mereka berharap, terutama dari
pemimpin jazirah arab, agar bersatu dibwah kalimat agung dan diatas
manhaj Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam.
No comments:
Post a Comment